Tips-tips, Edukasi Remaja, Konseling Kesehatan ibu dan anak, Materi kebidanan, Faidah Kesehatan menurut Al-Qur'an dan Sunnah.

Kamis, 24 Oktober 2019

Pengalamanku Menjalani Proses Operasi Tonsil (Amandel)

Bismillah

Halo semua,
kali ini saya balik lagi, setelah sekian lama tidak menulis dalam blog ini dikarenakan berbagai macam kesibukan di dunia nyata (hmmm sok sibuk amat dah wkwk)

Tapi untuk pengingat diri saya sendiri juga, yaa tak usah terlalu dikejar apalagi urusan dunia yang fana ini yah teman-teman, tetap prioritaskan akhirat karna kita pun kelak akan pulang ke kampung halaman kita sebenarnya yaitu akhirat^^

Oke kembali ke pembahasan, sesuai judulnya saya mau berbagi atau sharing sedikit cerita saya yang menjalani operasi tonsil satu bulan yang lalu, mungkin beberapa dari teman teman penasaran gimana sih rasanya atau gimana sih prosedur diambilnya tonsil atau yang biasa sering disebut amandel ini.
atau mungkin ada dari teman-teman atau keluarga yang akan menjalani proses operasi tonsil semoga informasi dari saya ini bermanfaat dan udah punya bayangan gimana nanti menjalani proses dari masuk RS dioperasi hingga sembuh dan kembali pulih.

Mungkin saya cerita dulu ya dari awal kenapa kok saya bisa kena tonsilitis hingga akhirnya menjadi kronis dan harus dioperasi, baik sebelumnya mungkin ada yang belum tahu apa itu tonsilitis, jadi tonsilitis adalah kondisi di mana amandel mengalami peradangan atau inflamasi. ... Amandel atau tonsil merupakan dua kelenjar kecil yang ada di tenggorokan.
gambarannya seperti foto dibawah ini :
 
Hasil gambar untuk apa itu tonsilitis 
sumber gambar https://www.deherba.com/penyakit-tonsilitis.html 

awalnya banyak yang bingung saat saya bilang radang tonsilitis dan baru paham kalo tonsilitis itu sama aja sebenarnya sama radang amandel, hanya saja kata tonsilitis itu lebih ke bahasa medisnya dan amandel itu yang biasa sering disebut masyarakat luas.

saya mungkin ga cerita banyak untuk spesifiknya radang tonsilitis secara materi, jadi untuk yang ingin lebih tahu bisa klik link dibawah ini yah

https://www.alodokter.com/radang-amandel

Saya punya riwayat radang tonsilitis itu sudah dari saat saya berumur 7 tahun, kalo gasalah waktu itu saya kelas 2 SD. dan letaknya ada di kiri dan di kanan.  Biasa lah ya anak perempuan umuran segini lagi senang-senangnya jajan dan minum es yang belinya sembarangan dan ga milih-milih tempat, ditambah daya tahan tubuh terhadap lingkungan masih terlalu lemah. Kalau sedang radang biasanya saya pasti demam tinggi, disertai tonsil yang membengkak dan memerah, sakit luar biasa ketika menelan makanan atau ,minuman bahkan air ludah sekalipun. biasanya mama bawa saya ke dokter kalau sudah kondisi seperti ini dan hanya diberi obat minum dan atas izin Allah Alhamdulillah saya sembuh, dan seterusnya begitu hingga saya masuk usia remaja. ketika masuk Bangku SMP dan SMK saya sudah jarang mengalami  radang tonsilitis, Alhamdulillah mungkin karna daya tahan tubuh udah meningkat diusia ini dan lebih memilih jajan jajanan yang sehat serta rutin olahraga.

Masuk di bangku kuliah tahun 2018,  saya udah pisah rumah sama orangtua dan sayapun tinggal ngekos di samarinda. saya sadar diawal-awal masa perkuliahan saya masih menyesuaikan diri dan sering lalai bahkan jauh dari kata pola hidup sehat, yaa namanya waktu itu maba dan sedikit kaget dengan jurusan yang saya ambil benar-benar menguras otak terlebih jurusan ini sangat jauh berbeda dengan jurusan yang saya ambil saat SMK yaitu teknologi jaringan dan informatika, akhirnya harus menguras otak lagi untuk belajar IPA dari awal, wkwk tapi yaa itulah tantangan untuk saya ketika itu untuk tetap strong ngerjain tugas, hapalan, hingga sering begadang,lupa makan, kalaupun makan beli di luar yang kita gatau higienis atau enggaknya,makan mie, minum es, jarang olahraga, ditambah stress yang biasanya melanda anak maba diawal-awal perkuliahan hahaha. 

yang akhirnyaa.. mungkin menjadi salah satu sebab kenapa radang tonsilitis saya kambuh kembali dan menjadi kronis. awal awal gejala yang saya rasakan waktu itu di semester 3 awal atau sekitar bulan agustus. Demam tinggi, nyeri dibagian tonsil ketika menelan dan ketika saya periksa sendiri dengan membuka mulut saya dibantu dengan cahaya senter saya dapat melihat tonsil saya yang sudah hampir menutup jalan pencernaan dan berwarna merah. ditambah lagi saya sudah merasakan batuk-batuk dan sesak nafas karena tonsil sudah mulai menyumbat jalan nafas saya pula.

24 Agustus 2019,saya beranikan untuk periksa ke dokter umum kala itu, setelah diperiksa. memang benar amandel saya sudah kronis sekali dan dokter menyuruh saya untuk melakukan tindakan operasi saja. sayapun mengiyakan dan setuju dengan yang dokter katakan apabila dibiarkan akan mengganggu dan bisa saja terjadi henti nafas dan mati mendadak karna tersumbatnya jalan nafas tadi.

sharing lah saya dengan mama tentang apa yang saya rasakan, awalnya mama takut ketika mendengar saya harus operasi, tapi saya meyakinkan mama karna ini demi kesehatan saya juga.

karena saya sudah mulai aktif kuliah, sulit sekali mencari waktu yang pas untuk ijin absen kuliah, sebenarnya saya tak ingin jadi ketinggalan mata kuliah, sampai akhirnya saya menunda untuk mengurus rencana operasi hingga satu bulan dan itupun karena saya sudah tidak tahan radang amandel sudah sangat mengganggu aktifitas belajar saya..

24 September 2019 saya mulai ijin absen kuliah, saya memilih RS.A.M Parikesit Tenggarong untuk rencana operasi saya, jadi dari samarinda sekitar ba'da isya saya bergegas pulang ke tenggarong malam itu juga dan menemui Dokter THT (Telinga Hidung Tenggorokan) yang akan mengoperasi saya . Nama dokternya  Dr. Rajiman,SP.THT.DR  yang kebetulan beliau juga yang bertugas di poli THT RS.A.M Parikesit Tenggarong, ketika diperiksa dan melihat tonsil saya , beliau hanya mengatakan "luar biasa" ( mungkin menunjukkan ekspresi bahwa tonsil saya memang benar-benar sudah bengkak dan besar sekali) akhirnya malam itu juga saya diberikan jadwal untuk Operasi di hari Jum'at Tanggal 27 September 2019. 

perasaan takut,senang, deg-deg an rasanya campur aduk, tapi yaa tetap mencoba untuk santuy hehee
besoknya saya dan mama ke rumah sakit untuk ke poli THT serta mengurus berkas-berkas serta prosedur administrasi di rumah sakit, Pengambilan spesimen darah untuk cek lab, endoskopi untuk melihat keadaan dan bentuk paru-paru (alhamdulillah normal), dan konsul ke dokter anestesi untuk dilakukannya pembiusan ketika operasi berlangsung nanti, saya masuk dan menjadi pasien di rumah sakit itu di hari Kamis, 26 September 2019.

masih ingat waktu itu masuk Rs sekitar jam 1 siang Ruang Enggang VIP No 108 kalau tidak salah, dipasangkan gelang nama dan yaa masih bisa beraktivitas seperti pada umumnya, makan masih nyaman meski sedikit sakit saat menelan, sorenya dokter anestesi masuk bersama perawat dan menyampaikan informasi bahwa besok ketika saya operasi akan dibius total, hmmm kurang lebih begini peracakan saya waktu itu :

dokter : selamat sore, atas nama widya yah..perkenalkan saya dokter ............ saya dokter anestesi jadi besok rencana operasi tonsilitis yahh? 
widya : iyaa benar (bersikap ramah) 
dokter : oh iyaa oke jadi disini saya mau jelaskan bahwa besok kan widya operasi tuh, sudah tau kan bakal di bius?
widya : iya dok saya tau hehe
dokter : nah jadi biusnya nanti namanya bius total yah widya
widya : ooalah anestesi umum yah dok?
dokter : (kaget wkwkwk) wah sudah tahu ya ternyata, sekolah dimana ini?, yasudah jadi saya tidak perlu jelaskan panjang lebar berarti sudah paham ya..(lalu meninggalkan kamar rawat inap saya)
widya : hehe iya dok, terimakasih banyak yaa..

Sekitar ba'da magrib saya dipasangkan infus ditangan sebelah kiri, meski sebelumnya udah pernah diinfus baik saat sakit maupun praktek di kampus, tetap saja sakit ketika jarum masuk ke pembuluh darah :'D, setelah diinfus saya  sudah mulai terbatas dalam beraktivitas. ada mama dan sepupu saya fifi saat itu menemani saya di rumah sakit.

jam 21.00 perawat masuk dan menginformasikan bahwa jam 12 (malam) nanti saya sudah harus puasa (tidak boleh makan dan minum), sayapun mengiyakan dan menurut saja. sebelum tidur saya membuka beberapa jurnal tentang radang tonsilitis, video prosedur pembedahan dan pengambilan tonsil.. yaa saya sangat bersyukur Ketika Allah beri saya sakit ini, membuat kesadaran diri saya lebih meningkat, akhirnya paham dan menambah wawasan saya mengenai ilmu tentang radang tonsilitis.

Besoknya hari Jum'at 27 September 2019, pagi-pagi saya mandi dan siap lalu memakai baju operasi yang diberikan perawat..karena saya masih ada batuk dilakukanlah Nebulizer atau terapi uap sebelum akhirnya saya di bawa ke ruang Oka (operasi). terus saya lantukan dzikir di dalam hati sambil dibawa memakai kursi roda ke ruang operasi, tidak ada perasaan takut, hanya nerves karna ini adalah kali pertama saya di operasi,

masuk di dalam ruang operasi, rasanya dingin sekali. waktu itu saya masih stay memakai mukena saya, tak lama mukena saya harus dilepas dan kepala saya dipakaikan nurse cap. didudukkan lah saya di bed, dibawa kedalam ruangan sebelah dan dipasangkan alat monitor hemodinamik dan saturasi. Tujuannya untuk mengetahui antara lain : Gelombang denyut jantung, tekanan darah, oksigen yang diserap tubuh, temperatur, frekuensi pernapasan. 
gambarnya seperti ini :

https://images.tempo.co/?id=652163&width=720 













sumber gambar https://gaya.tempo.co/read/1021425/6-alat-yang-wajib-disediakan-saat-dirawat-karena-penyakit-jantung/full&view=ok


setelah dipasangkan, salah satu perawat menghampiri dan menanyakan kembali nama saya, tanggal lahir saya dan operasi apa yang akan saya jalani (mencegah terjadinya salah pasien)saya sangat fokus sekali dan berusaha untuk tetap santuy, sambil berdzikir sembari menunggu giliran saya di bawa ke kamar bedah, saya menengok ke sebelah kanan ada ibu hamil yang juga akan menjalani operasi SC, tersenyumlah dia ke saya lalu saya membalas balik senyum itu seperti sinyal bahwa harus tetap semangat, tak bisa berkata-kata hanya saja tegang dan tak ingin diajak bicara, menengok lagi saya ke sebelah kiri ada ibu ibu yang juga tebaring menunggu giliran operasi sembari menunggu dokter yang mengoperasi datang, begitupun saya yang tidak terasa sudah satu jam menunggu dan belum juga dibawa menuju kamar operasi, usut punya usut ternyata pak dokter ada udzur lain yang membuat beliau terlambat untuk menuju ruang operasi, sampai saya tidak tahan ingin BAK, setelah ijin BAK saya keluar dari WC, alhamdulillah pak dokter sudah datang dan ketika saya sudah berbaring kembali di bed, saat itulah saya langsung di bawa ke kamar operasi dan merasakan pikiran saya hanyalah hampa sambil mecoba untuk tetap tenang, masuk di ruang operasi, saya melihat alat alat bedah tersusun rapi, dingin nya ruang operasi membuat suasana juga semakin mendingin. 

Dipindahkanlah saya ke bed operasi, dibawah lampu sorot operasi yang membuat silau mata saya, terlihat seseorang memasukkan obat melalui selang infus saya yang saya yakini itu adalah obat biusnya, beberapa detik obat bius masuk perlahan, saya semakin kesakitan, rasanya seperti terbakar didalam pembuluh darah saya. tak lama kaki saya di tumpu suatu alat, tangan saya dipasang kembali alat monitor hemodinamik, obat bius dimasukan terus menerus. saya merasa tidak tahan sampai mengatakan "sakit" kepada orang tersebut, bius itu rasanya berjalan menuju otak dan tak lama setelah saya merasakan sakit itu, saya tidak mengingat apaapa, hanya gelap seperti tertidur tapi tidak bermimpi, setelah akhirnya saya tersadar kembali, saya dipasang alat pengukur detak jantung di jari, selang oksigen di hidung..

Dan saya merasakan sakit luar biasa di leher saya, karena efek obat bius masih ada, penglihatan saya buram, benar benar buram seperti terkena minus 5. saya merasa lemas dan hanya ingin muntah..berusaha saya minta tolong perawat dengan melambaikan tangan saya karena saya sadar saya tidak bisa berbicara, dengan reflek saya meludah dan ludah saya terdapat darah.. saya ingat meski masih stengah sadar setengah tidak,,sakit sekali bagian tenggorokan saya, semacam punya amandel yang sangat besaaar sekali tapi saya sudah tidak punya amandel -__- 

"mau ke kamar"
itu yang saya ucapkan ke perawat dengan bahasa yang tidak terlalu jelas seperti anak kecil yang baru belajar berbicara
akhirnya setelah dinyatakan sadar (meski belum sepenuhnya) karena saya berhasil menyebutkan nama saya dengan benar saya di bawa keluar dari ruang operasi, dan kembali ke kamar rawat inap

saat keluar ruang operasi, saya mendengar suara mama yang sudah menunggu saya. saya yang masih setengah sadar,saya takbisa membuka mata, mulut tak bisa tertutup rapat dan air mata yang terus mengalir menahan sakit, 

sesampainya di kamar rawat inap kembali, saya melihat jam sudah jam 12 siang, tetapi mata saya masih sangat berat waktu itu. dan akhirnya melanjutkan untuk tidur hingga jam 3 sore, alhamdulillah efek bius sudah hilang,  membuat sakit di leher saya semakin terasa. Tapi saya sudah bisa duduk dengan normal dan pergi ke WC sendiri, mengganti baju sendiri. terlihat sekali baju operasi yang masih saya pakai tepercik darah darah ketika saya di operasi tadi. but its okelah santuyy


Alhamdulillah benar-benar bersyukur proses operasi berjalan lancar, Allah berikan kemudahan untuk semuanya :') tinggal menjalani proses pemulihan, dan paling utama harus belajar makan, pertama kali memasukkan bubur saring ke dalam mulut rasanya luar biasa sakit, pedih dan nyeri sekali.

tapi seiring berjalan waktu Alhamdulillah tetap dijalani dengan sabar, karena sudah paham sekali memang begini resiko setelah menjalani operasi tonsilektomi. apalagi best part dalam penyembuhan operasi ini yaitu dengan memakan es krim guna mempercepat penyembuhan dan pembekuan darah bekas luka heheee,

Di hari kedua jaringan tonsil saya diberikan oleh perawat, saya pandangi 2 jaringan yang besarnya seperti buah kelengkeng, berwarna merah muda dan sedikit menggelikan. 

Di hari ketiga pasca operasi saya sempat drop tidak mau makan seharian, alhasil tidak ada asupan energi dan cairan, hanya bergantung pd cairan infus, badan saya mulai panas tinggi, badan saya seperti dipukul dan dikeroyok banyak orang, saya tak bisa membuka mata saya, hanya bisa menangis sesak, seperti rasanya itu hari terakhir saya hidup:''' perawat bolak balik memberikan saya obat injeksi dan memeriksa suhu tubuh yang tinggi sekali, saya coba untuk bawa tidur saja, hingga keesokan harinya alhamdulillah keadaan saya mulai membaik kembali, meski masih susah untuk makan.

yahh sampai pada akhirnya saya dibolehkan pulang di hari selasa tanggal 1 oktober 2019, jam 3 sore saya sampai di rumah, dan jam setengah 6 sore saya nekat pulang ke samarinda untuk kuliah di esok harinya, dalam keadaan  suhu badan yang masih hangat, belum bisa makan apapun selain bubur saring dan es krim :v, ditemani gerimis saya melaju dengan motor saya sendirian ke samarinda.

finnaly akhirnya keesokan harinya saya kuliah dalam keadaan ngomong belum terlalu lancar wkwk, tapi alhamdulillah semakin hari rasa sakitnya mulai berkurang, dibantu dengan ikhtiar makan obat dari dokter. termasuk cepat karena pemulihan yang saya jalani hanya 2 pekan. (setiap orang mungkin akan berbeda lama atau tidak lamanya proses kembali normal nya, tergantung dengan pola makan dan aktivitas sehari-hari biasanya mempengaruhi)

Di malam sabtu tanggal 5 oktober 2019, sekitar jam 2 malam saya kaget sekali ternyata saya mengalami perdarahan di bagian bekas luka operasi, kejadian bermula ketika saya baru saja belajar makan bubur yang teksturnya sedikit lebih padat, ditambah mungkin saya terlalu banyak beraktivitas hingga kecapekan di hari itu, awal mula saya merasa terus menelan cairan, aneh rasanya seperti rasa logam (darah), saya coba meludah dan ternyata yaa darah benar-benar mengalir deras di bagian bekas luka, saya sempat panik tapi mencoba untuk tenang dengan mengambil es batu di kulkas lalu saya campurkan air biasa, saya minum dan saya kompres dengan es batu tadi agar perdarahan berhenti, tak lama alhamdulillah darah berhenti.

ohyap satu lagi, pasca operasi tonsilitis saya benar-benar mengalami penurunan berat badan yg cukup banyak menurut sayaa sampai 6 kg banyaknya. faktor dari sulit menelan akhirnya menjadi malas makan (padahal laper banget), sampai suka baper lihat orang lain bisa makan dengan enak dan saya cuma bisa meratap doang wkk :''D

hingga sampai saya menulis blog ini alhamdulillah saya sudah bisa makan dengan normal dan pada umumnya, saya bisa berbicara dengan normal lagi dan beraktivitas seperti biasanya Alhamdulillah semua karena Allah berikan kemudahan untuk saya.

yahhh jatuhnya lebih kaya curhat yah sharing nya wkwk, maaf kalau sedikit boring.
pesannya sih buat yg baca blog ini jangan lupa jaga kesehatan, sehat itu mahal :) dan jika diberi nikmat sakit maka perbanyak bersyukur, karena dari situlah salah satu cara Allah mengugurkan dosa-dosa kita MasyaaAllah^^

sekarang saya mencoba untuk menerapkan pola hidup sehat semaksimal mungkin.
 
Semoga Allah selalu memberikan kita kesehatan baik kesehatan fisik maupun kesehatan psikis, agar bisa terus beribadah hanya kepada-Nya. aamiin Allahumma aamiin


Sekian, terima kasih sudah membaca sampai bawah ^^ Barakallahu Fiik

Samarinda, 25 Oktober 2019,


Widya Maulida


 
 

1 komentar: